Berasal dari kata Garuda, yang merupakan burung besar. Dalam pandangan masyarakat Jawa, burung garuda mempunyai kedudukan yang sangat penting. Motif ini tidak lepas dari kepercayaan masa lalu. Garuda adalah tunggangan Batara Wisnu ( Dewa Matahari ). Karena garuda menjadi tunggangan Batara Wisnu, maka garuda juga dijadikan sebagai lambang matahari. Bentuk motif gurda ini terdiri dari dua buah sayap ( lar ) dan di tengah-tengahnya terdapat badan dan ekor. Oleh masyarakat Jawa garuda selain sebagai simbol kehidupan juga sebagai simbol kejantanan.
Motif MERU:
Kata Meru berasal dari Gunung Mahameru, yang dianggap sebagai tempat tinggal bagi Tri Murti, yaitu Sang Hyang Wisnu, Sang Hyang Brahma, dan Sang Hyang Siwa. Tri Murti ini dianggap sebagai sumber dari segala sumber kehidupan, sumber kemakmuran dan segala kebahagiaan hidup di dunia. Oleh karena itu motif meru digunakan agar si pemakai selalu mendapatkan kemakmuran dan kebahagiaan.
Motif SEMEN:
Kata semen berarti semi atau tunas. Motif ini masih berhubungan dengan motif meru. Konon di puncak Gunung Mahameru terdapat tunas-tunas atau tumbuh-tumbuhan yang selalu bersemi. Di antara pepohonan itu banyak pohon-pohon yang dianggap keramat, yaitu: pohon sandilata (pohon hidup), yaitu pohon yang dapat menghidupkan orang yang sudah mati; pohon soma yang dapat memberikan kesaktian; pohon jambuwreksa, yang mempunyai ketinggian sampai ke angkasa dengan cabang-cabang yang sangat banyak; pohon acwata yang akarnya menjulur ke bawah milik Sang Hyang Wisnu; pohon plasa milik Sang Hyang Brahma; pohon yagroda milik Sang Hyang Siwa.
Pohon-pohon tersebut dianggap simbol-simbol kehidupan manusia di dunia. oleh karena itu ketika dijadikan sebagai motif batik, diharapkan agar si pemakai selalu berhubungan dengan Sang Maha Pencipta.
Motif BANGO - TULAK:
Motif bango-tulak terdiri dari dua warna hitam dan putih. Dalam sejarah batik, motif ini dianggap sebagai motif tertua. Nama bango-tulak berasal dari nama burung, yaitu burung tulak. Burung ini berwarna hitam dan putih. Burung ini dianggap sebagai lambang umur panjang. Warna hitam diartikan sebagai lambang kekal (Jawa: langgeng), sedang warna putih sebagai lambang hidup (sinar kehidupan), dengan demikian hitam-putih melambangkan hidup kekal.
Motif bango-tulak sampai sekarang masih sering dipergunakan baik sebagai pakaian sehari-hari dan upacara-upacara adat. Dalam upacara seperti perkawinan, mendirikan rumah, terutama apabila rumah tersebut mempergunakan tiang-tiang kayu, maka kain ini dipergunakan sebagai penutup ujung tiang atas sebagai penyangga blandar.
Motif SINDUR:
Sindur merupakan motif batik dengan dominasi warna merah dan putih. Warna merah terdapat pada bagian tengah, dan putih pada bagian pinggir, membentuk gelombang. Kedua warna tersebut melambangkan asal mula kehidupan. Warna putih mengandung arti hidup (bapa), sedang merah melambangkan arti suci (biyung). Oleh karena itu, batik motif ini sering dipakai dalam upacara pernikahan. dalam upacara pernikahan, pemakaian sindur dimaksudkan mempertemukan laki-laki dan perembpuan sebagai cikal bakal dari kelahiran hidup di dunia.
Motif GADHUNG MLATI:
Kata Gadhung mempunyai arti hijau (warna hijau). warna tersebut melambangkan kemakmuran. Melati (Mlathi) adalah bunga melati yang berwarna putih dan berbau harum. Harum dari melati mengandung kesusilaan atau rasa susila. Motif gadhung mlathi merupakan kombinasi dari warna hijau dan putih. warna putih terletak di tengah dan hijau di bagian pinggir. Motif ini seringpula dipergunakan oleh pengantin pria maupun pengantin wanita. Namun sekarang motif ini jarang dipergunakan lagi pada kain (jarik), melainkan hanya kemben bagi perempuan dan ikat kepala bagi pria.
BATIK CUWIRI [Batik Tulis]
Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai “Semek’an” dan Kemben. Dipakai saat upacara “mitoni” Unsur Motif : Meru, Gurda Filosofi : Cuwiri artinya kecil-kecil, Diharapkan pemakainya terlihat pantas dan dihormati
BATIK SIDO MUKTI [Batik Tulis]
Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain dalam upacara perkawinan Unsur Motif : Gurda Filosofi : Diharapkan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan.
BATIK KAWUNG [Batik Tulis]
Zat Warna : Naphtol Kegunaan : Sebagai Kain Panjang Unsur Motif : Geometris Filosofi : Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan
BATIK PAMILUTO [Batik Tulis]
Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunangan Unsur Motif : Parang, Ceplok, Truntum dan lainnya Filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa Jawa bisa artinya kepilut [tertarik].
BATIK PARANG KUSUMO {Batik Tulis] Zat Warna : Naphtol Kegunaan : Sebagai kain saat tukar cincin Unsur Motif : Parang, Mlinjon Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah
BATIK CEPLOK KASATRIAN [Batik Tulis] Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain saat kirab pengantin Unsur Motif : Parang, Gurda, Meru Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Dipakai golongan menengah kebawah, agar terlihat gagah
BATIK NITIK KARAWITAN [Batik Tulis]
Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang Ciri Khas : Kerokan Unsur Motif : Ceplok Filosofi : Pemakainya orang yang bijaksana
BATIK TRUNTUM {Batik Tulis] Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Dipakai saat pernikahan Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.
BATIK CIPTONING [Batik Tulis] Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang Unsur Motif : Parang, Wayang Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Diharapkan pemakainya menjadi orang bijak, mampu memberi petunjuk jalan yang benar
BATIK TAMBAL [Batik Tulis]
Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai Kain Panjang Unsur Motif : Ceplok, Parang, Meru dll Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru
BATIK SLOBOG [Batik Tulis]
Zat Warna : Naphtol Kegunaan : Sebagai kain panjang Unsur Motif : Ceplok Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Slobog bisa juga “lobok” atau longgar, kain ini biasa dipakai untuk melayat agar yang meninggal tidak mengalami kesulitan menghadap yang kuasa
BATIK PARANG RUSAK BARONG [Batik Tulis]
Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang Unsur Motif : Parang, Mlinjon Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya.
BATIK UDAN LIRIS
Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang Unsur Motif : Kombinasi Geometris dan Suluran Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Artinya udan gerimis, lambang kesuburan
Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai “Semek’an” dan Kemben. Dipakai saat upacara “mitoni” Unsur Motif : Meru, Gurda Filosofi : Cuwiri artinya kecil-kecil, Diharapkan pemakainya terlihat pantas dan dihormati
BATIK SIDO MUKTI [Batik Tulis]
Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain dalam upacara perkawinan Unsur Motif : Gurda Filosofi : Diharapkan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan.
BATIK KAWUNG [Batik Tulis]
Zat Warna : Naphtol Kegunaan : Sebagai Kain Panjang Unsur Motif : Geometris Filosofi : Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan
BATIK PAMILUTO [Batik Tulis]
Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunangan Unsur Motif : Parang, Ceplok, Truntum dan lainnya Filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa Jawa bisa artinya kepilut [tertarik].
BATIK PARANG KUSUMO {Batik Tulis] Zat Warna : Naphtol Kegunaan : Sebagai kain saat tukar cincin Unsur Motif : Parang, Mlinjon Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah
BATIK CEPLOK KASATRIAN [Batik Tulis] Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain saat kirab pengantin Unsur Motif : Parang, Gurda, Meru Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Dipakai golongan menengah kebawah, agar terlihat gagah
BATIK NITIK KARAWITAN [Batik Tulis]
Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang Ciri Khas : Kerokan Unsur Motif : Ceplok Filosofi : Pemakainya orang yang bijaksana
BATIK TRUNTUM {Batik Tulis] Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Dipakai saat pernikahan Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.
BATIK CIPTONING [Batik Tulis] Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang Unsur Motif : Parang, Wayang Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Diharapkan pemakainya menjadi orang bijak, mampu memberi petunjuk jalan yang benar
BATIK TAMBAL [Batik Tulis]
Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai Kain Panjang Unsur Motif : Ceplok, Parang, Meru dll Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru
BATIK SLOBOG [Batik Tulis]
Zat Warna : Naphtol Kegunaan : Sebagai kain panjang Unsur Motif : Ceplok Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Slobog bisa juga “lobok” atau longgar, kain ini biasa dipakai untuk melayat agar yang meninggal tidak mengalami kesulitan menghadap yang kuasa
BATIK PARANG RUSAK BARONG [Batik Tulis]
Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang Unsur Motif : Parang, Mlinjon Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya.
BATIK UDAN LIRIS
Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang Unsur Motif : Kombinasi Geometris dan Suluran Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Artinya udan gerimis, lambang kesuburan
0 komentar:
Posting Komentar